Over 10 years we helping companies reach their financial and branding goals. Onum is a values-driven SEO agency dedicated.

CONTACTS
Uncategorized

Menteri ESDM Tegaskan Komitmen Indonesia terhadap Energi Hijau dan Hilirisasi

Global Hydrogen | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, secara resmi membuka perhelatan Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan. Acara internasional ini akan berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 15 hingga 17 April 2025.

Dalam sambutannya, Menteri Bahlil menegaskan komitmen Indonesia terhadap transisi energi menuju emisi nol bersih (net-zero emission) pada 2050–2060. “Indonesia akan tetap menjalankan komitmen energi hijau dengan penuh kehati-hatian dan perhitungan mendalam,” ujar Bahlil.

Asta Cita dan Energi Hijau

Lebih lanjut, Bahlil menyoroti visi besar Presiden Prabowo yang tertuang dalam Asta Cita, di mana salah satu poin utamanya adalah mewujudkan kedaulatan energi nasional. “Energi hijau, termasuk hidrogen, menjadi bagian penting dari arah pembangunan energi masa depan,” katanya.

Menurutnya, pengembangan energi baru terbarukan dan hidrogen tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus dilakukan secara komprehensif dan terintegrasi, sejalan dengan strategi hilirisasi nasional.

Hilirisasi Sebagai Instrumen Ekonomi Nasional

Bahlil mengungkapkan bahwa hilirisasi merupakan salah satu instrumen utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah telah memetakan hilirisasi di berbagai sektor strategis seperti migas, pertambangan, perikanan, kehutanan, dan pertanian. “Ada 28 komoditas yang masuk peta hilirisasi, dengan proyeksi investasi hingga tahun 2040 mencapai USD 500–550 miliar,” jelasnya.

Untuk tahun 2025 saja, Bahlil menambahlan, investasi tahap pertama dalam proyek hilirisasi telah disetujui senilai USD 40 miliar. Ia juga menyinggung keberhasilan hilirisasi nikel. “Sebelum kita stop ekspor nikel, nilainya hanya sekitar USD 3,3 miliar. Setelah hilirisasi berjalan, nilainya melonjak hingga USD 34–35 miliar per tahun,” ungkapnya.

Potensi Hidrogen dan Energi Baru Terbarukan di Indonesia

Bahlil menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri hidrogen. Tiga sumber utama bahan baku hidrogen yang dimiliki Indonesia adalah batu bara, gas, dan air. “Kita punya cadangan batu bara terbesar ke-6 di dunia dan gas dalam jumlah besar yang produksinya akan meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun ke depan. Energi untuk mengolah hidrogen harus berasal dari energi terbarukan. Indonesia punya semua: matahari, angin, dan air,” tegas Bahlil

Dalam konteks geopolitik dan perdagangan global, Bahlil menekankan bahwa Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dalam produksi energi hijau. “Kita bisa bersaing di pasar Eropa, Amerika, atau wilayah lain, karena dunia saling membutuhkan. Komunikasi politik dan ekonomi yang saling menguntungkan adalah kunci,” tegasnya.

GHES 2025 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kesiapan dan keseriusannya dalam membangun ekosistem hidrogen yang berkelanjutan serta mendorong kemandirian energi nasional melalui hilirisasi. (*)

Author

glohy

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Need Help? Chat with us